Pendapat bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset perusahaan sudah sering kita dengar dan baca. Para pemimpin perusahaan pun sering menyampaikan hal tersebut dalam beberapa kesempatan untuk meyakinkan karyawan bahwa keberadaan mereka sangat penting bagi perusahaan. Tanpa keberadaan mereka perusahaan akan kesulitan dalam menjalankan bisnisnya karena merekalah (baca: manusia) yang menjalankan roda perusahaan. It is People who run the Business.
Namun demikian masih banyak karyawan yang menganggap bahwa pendapat tersebut hanya sebatas slogan saja, masih jauh dari kenyataan. Mengapa demikian, dimana letak kesalahannya? Mengutip dari beberapa sumber, masalah terjadi apabila ada kesenjangan antara ekspektasi dan kenyataan. Dengan demikian bisa juga kita tarik kesimpulan bahwa sikap sebahagian besar karyawan yang skeptis terhadap pernyataan bahwa mereka adalah aset perusahaan bisa jadi karena adanya kesenjangan antara pernyataan dengan kebijakan perusahaan yang dianggap tidak mencerminkan hal tersebut. Terutama ketika perusahaan harus mengambil tindakan pemutusan hubungan kerja. Karyawan mulai mempertanyakan apakah seperti ini bisa disebut memperlakukan karyawan sebagai aset perusahaan, bukankah sebagai aset seharusnya dijaga dan diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
Kita, sebagai karyawan, tidak boleh lupa bahwa sebuah perusahaan memiliki rules of the game yang harus diikuti oleh team yang ada di dalamnya. Bagi perusahaan yang berorientasi laba (profit) maka sudah jelas tujuannya adalah mencapai laba. Perusahaan tersebut hanya akan menganggap karyawan adalah aset apabila karyawan tersebut dapat mengikuti aturan main yang ada dalam perusahaan dan dapat memberikan kontribusi untuk mencapai laba, apabila tidak maka perusahaan akan mencoret karyawan tersebut dari daftar aset karena dianggap tidak dapat memberikan kontribusi.
Oleh karena itu, supaya tetap bisa dianggap menjadi aset perusahaan maka karyawan juga harus membuktikan bahwa dirinya memiliki kualifikasi menjadi aset. Bagaimana caranya? Dengan tetap mengembangkan kemampuan diri sehingga dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam perusahaan.
Siapa yang bertanggung jawab untuk pengembangan karyawan, karyawan sendiri atau perusahaan? Kita akan bicarakan hal tersebut dalam topik berikutnya bagaiman menjadi karyawan/individu yang efektif di tempat kerja.
Sedot ilmunya yaa gan,..
BalasHapusMbak apa aset sdm itu termasuk dalam salah satu klasifikasi aset tdk berwujud?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus